
Jadi, pada bab pertama ini akan mengisahkan tentang bagaimana niat kita yang kita anggap baik akan memiliki output negatif. Dari judulnya sudah mengungkapkan bahwa niat baik kita ternyata bukanlah jalan terbaik dan niat baik kita tidak baik menurut orang lain. Kita yang beranggapan ingin menyadarkan orang lain, tetapi pada kenyataannya kita lah yang harusnya disadarkan.
Berawal tentang kisah Crowly sang pembunuh polisi yang mengaku bahwa jauh dilubuk hatinya ada kebaikan yang tidak akan menyakiti orang lain. Pada kenyataannya dia sudah membunuh seorang polisi yang bahkan hanya menanyakan terkait surat izin mengemudinya. Crowly menembaknya hingga bermandikan darah dan bahkan masih menembak lagi setelah korban sudah tersungkur. Saat diadili dan dihukum mati, Crowly tidak mengatakan bahwa hukuman ini adalah ganjaran dari perbuatannya, tapi dia mengatakan bahwa perbuatannya adalah bentuk dari usaha perlindungan dirinya.
Jawaban bahwa dirinya merasa tidak bersalah bukan muncul hanya dari Crowly saja, melainkan beberapa kriminal seperti Al Capone yang menganggap dirinya adalah dermawan yang disalah artikan oleh banyak orang. Dutch Schultz juga yang menganggap dirinya dermawan dan dia mempercayai demikian.
Para kriminal membuat pemikirannya sendiri tentang apa yang sudah mereka perbuat, mereka membuat alasan tentang kenapa mereka harus melakukan perbuatan tersebut. Alasan untuk membenarkan kejahatan yang sudah mereka perbuat, merka merasa bahwa mereka tidak patut mendapatkan hukuman.
Seseorang tidak mengkritik dirinya sendiri, mau seperti apapun kesalahan yang mereka perbuat. Kritikan membuat seseorang untuk reflek melindungi dirinya, berusaha melindungi harga dirinya. Kritikan hanya menjadi angin yang masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Kritikan hanya akan membawa duel kedua belah pihak, hanya muncul ego semata pada akhirnya.