Jangan Mengkritik, Mencerca, atau Mengeluh
Pemuda di Pegeon Creek Valley di Indiana bernama Lincoln merupakan pengkritik. Lincoln tidak hanya mengkritik melainkan juga menulis surat dan puisi yang sengaja ia jatuhkan untuk di pingir-pingir jalan. Lincoln sengaja melakukannya karena ia yakin seseorang akan menemukannya.
Apakah cara yang sudah dilakukan Lincoln benar? Mengkritik seseorang bahkan melontarkan hinaan kepadanya sehingga orang-orang menertawainya. Penyesalaan adalah ujungnya, kita akan mulai paham saat kita diketemukan dengan mereka yang berani melawan. Lincoln yang akhirnya mendapat tantangan dari James Shields setelah hinaan yang ia lontarkan menjadi penyesalan terbesar dalam hidpunya.
Sering kita merasa bahwa kesalahan atau kekurangan hanya ada pada orang lain. Kita sering memaklumi apa yang kita lakukan, tetapi langsung mencaci ketika orang lain yang melakukan. Apa yang sudah dilakukan seseorang pada kejadian tertentu merupakan cara mereka sendiri dalam menjalaninya, kita yang dengan sesuka hati hanya melihatnya tidak berhak untuk melontarkan kritik atau hinaan karena dalam situasi yang sama besar kemungkinan kita juga melakukan hal yang serupa.
Kritikan, sebelum kita mengoreksi perbuatan dari seseorang pantasnya kita bercermin kepada diri kita. Apakah kita sudah sebenar itu hingga orang lain kita anggap salah? renungilah bahwa kita tidak sempurna, sama halnya dengan mereka.
Kepekaan sering kali hanya kita gunakan terhadap orang lain, bukan diri kita sendiri. Satu hal yang kita lakukan dari diri kita adalah mengeluh, sungguh kesatuan yang luar biasa. Mengeluh terhadap diri sendiri dan tidak menyalurkan sebagai semangat untuk semakin berjuang akhirnya memberikan output kepekaan kepada orang lain, peka dalam segi negatif yang mengarah mencari-cari kesalahan orang lain untuk dikritik.
Dengan kepekaan yang kita miliki, mari lihatlah kedalam diri kita dan baru keluar. Kita harus mengerti bahwa keadaan atau kondisi yang kita alami berbeda dengan orang lain dan sebaliknya kondisi orang lain juga tidak sama dengan kita. Setiap orang mempunyai proses hidupnya masing-masing.
Mungkin dengan kita melontarkan kritik akan menimbulkan rasa lega dimana kita sudah mengeluarkan pemikiran kita terhadap orang lain, tetapi pada akhirnya orang yang kita kritik hanya akan mempertahankan dirinya dan berakhir saling menyerang satu sama lain. Bukankah perasaan seperti itu sangat mengganggu? perasaan dimana kita bermusuhan dengan orang lain yang membuat hati merasa tidak tenang.
Jika kita merasa bahwa merubah orang lain adalah kebaikan, ya itu memang benar. Akan tetapi bukankah lebih baik lagi jika kita fokus dan merubah diri kita sendiri kearah yang lebih baik? "low risk, high return" mungkin itu jika diumpamakan dalam bahasa ekonomi, dengan merubah diri kita tidak ada risiko yang kita ambil dan malah akan berdampak baik kedepanya, tetapi sebaliknya jika kita mengkritik pedas orang lain hanya akan membawa permusuhan.
"Manusia bukanlah makhluk logika, melainkan makhluk yang berisikan emosi, makhluk yang memiliki ego besar akan kebanggaan dirinya." Sebagai gantinya marilah kita saling mengerti satu sama lain, saling mengerti akan kejadian dan perilaku yang ada. Dengan seperti itu akan lebih berdampak positif dan melahirkan toleransi, empati, dan simpati. Seperti dikatakan oleh Dr. Johnson "Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya." lalu mengapa kita (saya dan anda) harus melakukannya.