Aku Datang, Ada Hadiah - How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie - 1 Bab 2 Part 2

Berikan Penghargaan yang Jujur dan Tulus


Dari bab sebelumnya sudah diberi tau bahwa cara mendapatkan seseorang adalah mengerti apa keinginannya, maka mereka sudah ada digenggaman kita, tapi bagaimana caranya?

Nah kita sudah tau bahwa sejatinya hasrat dari manusia itu sendiri adalah kuncinya. Kita harus peka terhadap orang-orang disekitar kita, tentang apa motivasi mereka dalam melakukan sesuatu, apakah uang, status, jabatan, atau lainnya? Kita harus pahami.

Banyak orang hanya mencaci karena merasa tidak suka dan diam saat menyukainya. Seperti perumpamaan "1 kesalahan menutupi 1000 kebaikan", rata-rata orang langsung menangkap perilaku seseorang sebagai sebuah kesalahan dan langsung menghakiminya, sedangkan ketika kebaikan yang muncul mereka hilang.

Kenyataannya orang akan datang saat hadiah yang diberikan, bukan cacian atau kritik. Orang akan merasa senang saat mereka dihargai daripada disalahkan. Orang bisa saja melakukan kesalahan, namun kita harus melihat dari sisi lain bahwa mereka sudah berusaha. Seringkali usaha yang sudah kita lakukan dengan susah payah berharap diterima, tetapi malah penolakan yang kita terima maka rasa kecewa yang kita rasakan.

Sebut Aku, Akui Aku - How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie - 1 Bab 2 Part 1

Rahasia Besar dalam Berhubungan dengan Manusia 


Manusia seperti yang dikatakan pada bab sebelumnya adalah pribadi yang dipenuhi dengan emosi atau ego akan harga dirinya. Manusia yang harus dimengerti dan bukan dicaci, makhluk yang ingin untuk dipahami. Lantas dengan ego dan pemikiran seperti itu, bagaimana cara kita untuk menggerakannya? Bagaimana cara kita agar dapat berhubungan dengan baik? Pastinya kita akan menerka-nerka.

"Keinginan" menjadi kunci utamanya. Kita akan bisa menggerakan seseorang jika kita mengerti apa yang mereka inginkan. Tentu saja tidak dengan cara-cara konservatif seperti yang kebanyakan orang lakukan, cara seperti pemaksaan. Cara yang memang benar akan berjalan dengan lancar sesuai keinginan kita, namun akan memicu dendam. Seperti contohnya perampok yang menodongkan pistol untuk mendapatkan harta, atau orang tua yang mengancam anaknya agar mematuhi perintah.

Benar adanya jika kita mengerti apa yang diinginkan seseorang, maka seseorang itu sudah berada dalam genggaman tangan kita. Seperti yang dikatakan oleh Freud "hasrat untuk menjadi hebat" dan Dewey "hasrat untuk menjadi penting" keduanya mengungkapkan bahwa manusia pada dasarnya adalah bukan sekedar makhluk sosial yang ingin berinteraksi saja, melainkan ingin dianggap atau mendapat perhatian dari lainnya.

Sifat mutlak dari manusia ini membawakan gejolak kepada dunia ini, dimana masing-masing orang ingin untuk diakui. Maka mereka mulai berinovatif dan memberikan penemuan-penemuan baru yang akhirnya membersamai perkembangan dunia ini. Semua orang ingin terlihat menonjol diantara yang lainnya, entah cara berpakaian, berbicara, berkelompok, dll. Masing-masing dari mereka mempunyai kepuasaannya sendiri terhadap sesuatu.

Kepuasaan seakan mengisyaratkan bahwa tindakan seseorang dilakukan atas dasar tertentu, bukan secara cuma-cuma. Sering hasrat ini juga menuntun manusia menunjukkan sifat cacatnya, dimana mereka akan menghalalkan segala cara demi kepuasannya sendiri. Bahkan naas nya tidak semua hasrat seseorang terpenuhi, apa hasilnya? Mereka terjebak dalam kegilaan dan berimajinasi tentang dunianya sendiri dengan segala kepuasannya.

Hasrat membawa manusia ke jalan bercabang selanjutnya, berbuat baik untuk diakui atau berbuat jahat untuk diakui. Tanyakan kepada diri kita sendiri, rasa kepuasan apa yang kita ingin dapatkan dan bagaimana cara kita mendapatkannya, apakah dengan cara cerdas atau licik?





Lincoln si Pengkritik - How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie - 1 Bab 1 Part 2

Jangan Mengkritik, Mencerca, atau Mengeluh


Pemuda di Pegeon Creek Valley di Indiana bernama Lincoln merupakan pengkritik. Lincoln tidak hanya mengkritik melainkan juga menulis surat dan puisi yang sengaja ia jatuhkan untuk di pingir-pingir jalan. Lincoln sengaja melakukannya karena ia yakin seseorang akan menemukannya.

Apakah cara yang sudah dilakukan Lincoln benar? Mengkritik seseorang bahkan melontarkan hinaan kepadanya sehingga orang-orang menertawainya. Penyesalaan adalah ujungnya, kita akan mulai paham saat kita diketemukan dengan mereka yang berani melawan. Lincoln yang akhirnya mendapat tantangan dari James Shields setelah hinaan yang ia lontarkan menjadi penyesalan terbesar dalam hidpunya.

Sering kita merasa bahwa kesalahan atau kekurangan hanya ada pada orang lain. Kita sering memaklumi apa yang kita lakukan, tetapi langsung mencaci ketika orang lain yang melakukan. Apa yang sudah dilakukan seseorang pada kejadian tertentu merupakan cara mereka sendiri dalam menjalaninya, kita yang dengan sesuka hati hanya melihatnya tidak berhak untuk melontarkan kritik atau hinaan karena dalam situasi yang sama besar kemungkinan kita juga melakukan hal yang serupa.

Kritikan, sebelum kita mengoreksi perbuatan dari seseorang pantasnya kita bercermin kepada diri kita. Apakah kita sudah sebenar itu hingga orang lain kita anggap salah? renungilah bahwa kita tidak sempurna, sama halnya dengan mereka.

Kepekaan sering kali hanya kita gunakan terhadap orang lain, bukan diri kita sendiri. Satu hal yang kita lakukan dari diri kita adalah mengeluh, sungguh kesatuan yang luar biasa. Mengeluh terhadap diri sendiri dan tidak menyalurkan sebagai semangat untuk semakin berjuang akhirnya memberikan output kepekaan kepada orang lain, peka dalam segi negatif yang mengarah mencari-cari kesalahan orang lain untuk dikritik.

Dengan kepekaan yang kita miliki, mari lihatlah kedalam diri kita dan baru keluar. Kita harus mengerti bahwa keadaan atau kondisi yang kita alami berbeda dengan orang lain dan sebaliknya kondisi orang lain juga tidak sama dengan kita. Setiap orang mempunyai proses hidupnya masing-masing. 

Mungkin dengan kita melontarkan kritik akan menimbulkan rasa lega dimana kita sudah mengeluarkan pemikiran kita terhadap orang lain, tetapi pada akhirnya orang yang kita kritik hanya akan mempertahankan dirinya dan berakhir saling menyerang satu sama lain. Bukankah perasaan seperti itu sangat mengganggu? perasaan dimana kita bermusuhan dengan orang lain yang membuat hati merasa tidak tenang.

Jika kita merasa bahwa merubah orang lain adalah kebaikan, ya itu memang benar. Akan tetapi bukankah lebih baik lagi jika kita fokus dan merubah diri kita sendiri kearah yang lebih baik? "low risk, high return" mungkin itu jika diumpamakan dalam bahasa ekonomi, dengan merubah diri kita tidak ada risiko yang kita ambil dan malah akan berdampak baik kedepanya, tetapi sebaliknya jika kita mengkritik pedas orang lain hanya akan membawa permusuhan.

"Manusia bukanlah makhluk logika, melainkan makhluk yang berisikan emosi, makhluk yang memiliki ego besar akan kebanggaan dirinya." Sebagai gantinya marilah kita saling mengerti satu sama lain, saling mengerti akan kejadian dan perilaku yang ada. Dengan seperti itu akan lebih berdampak positif dan melahirkan toleransi, empati, dan simpati. Seperti dikatakan oleh Dr. Johnson "Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya." lalu mengapa kita (saya dan anda) harus melakukannya.