Sebut Aku, Akui Aku - How to Win Friends & Influence People - Dale Carnegie - 1 Bab 2 Part 1

Rahasia Besar dalam Berhubungan dengan Manusia 


Manusia seperti yang dikatakan pada bab sebelumnya adalah pribadi yang dipenuhi dengan emosi atau ego akan harga dirinya. Manusia yang harus dimengerti dan bukan dicaci, makhluk yang ingin untuk dipahami. Lantas dengan ego dan pemikiran seperti itu, bagaimana cara kita untuk menggerakannya? Bagaimana cara kita agar dapat berhubungan dengan baik? Pastinya kita akan menerka-nerka.

"Keinginan" menjadi kunci utamanya. Kita akan bisa menggerakan seseorang jika kita mengerti apa yang mereka inginkan. Tentu saja tidak dengan cara-cara konservatif seperti yang kebanyakan orang lakukan, cara seperti pemaksaan. Cara yang memang benar akan berjalan dengan lancar sesuai keinginan kita, namun akan memicu dendam. Seperti contohnya perampok yang menodongkan pistol untuk mendapatkan harta, atau orang tua yang mengancam anaknya agar mematuhi perintah.

Benar adanya jika kita mengerti apa yang diinginkan seseorang, maka seseorang itu sudah berada dalam genggaman tangan kita. Seperti yang dikatakan oleh Freud "hasrat untuk menjadi hebat" dan Dewey "hasrat untuk menjadi penting" keduanya mengungkapkan bahwa manusia pada dasarnya adalah bukan sekedar makhluk sosial yang ingin berinteraksi saja, melainkan ingin dianggap atau mendapat perhatian dari lainnya.

Sifat mutlak dari manusia ini membawakan gejolak kepada dunia ini, dimana masing-masing orang ingin untuk diakui. Maka mereka mulai berinovatif dan memberikan penemuan-penemuan baru yang akhirnya membersamai perkembangan dunia ini. Semua orang ingin terlihat menonjol diantara yang lainnya, entah cara berpakaian, berbicara, berkelompok, dll. Masing-masing dari mereka mempunyai kepuasaannya sendiri terhadap sesuatu.

Kepuasaan seakan mengisyaratkan bahwa tindakan seseorang dilakukan atas dasar tertentu, bukan secara cuma-cuma. Sering hasrat ini juga menuntun manusia menunjukkan sifat cacatnya, dimana mereka akan menghalalkan segala cara demi kepuasannya sendiri. Bahkan naas nya tidak semua hasrat seseorang terpenuhi, apa hasilnya? Mereka terjebak dalam kegilaan dan berimajinasi tentang dunianya sendiri dengan segala kepuasannya.

Hasrat membawa manusia ke jalan bercabang selanjutnya, berbuat baik untuk diakui atau berbuat jahat untuk diakui. Tanyakan kepada diri kita sendiri, rasa kepuasan apa yang kita ingin dapatkan dan bagaimana cara kita mendapatkannya, apakah dengan cara cerdas atau licik?





ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق